Selasa, 05 Januari 2016

Pemberian Makanan Melalui Maagslang Atau NGT (Dengan selang yang sudah terpasang pada pasien)


A.    Tujuan
Membantu pemberian makanan (nutrisi) melalui selang NGT.
B.     Indikasi
Dilakukan pada:
  1. Pasien yang tidak dapat makan, menelan atau pasien yang tidak sadar. 
  2. Pasien yang terus menerus tidak mau makan sehingga membahayakan jiwanya, misalnya psikiatri kelainan jiwa. 
  3. Pasien yang terus muntah-muntah. 
  4. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), premature atau dismature.
C.     Persiapan alat
  1. Gelas ukur 
  2. Gelas biasa (yang terisi makanan cair sesuai dengan kebutuhan) 
  3. Spuit 5 cc 
  4. Corong atau spuit tanpa alat penekannya 
  5. Stetoskop 
  6. Perlak dengan pengalasnya 
  7. Kassa 
  8. Plester 
  9. Tong spatel 
  10. Bengkok 
  11. APD (apron, masker dan handscoon) 
  12. Obat yang sudah dilarutkan (jika pasien memiliki obat yang harus diberikan)
D.    Persiapan pasien: 
  1. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan. 
  2. Perawat meminta persetujuan ke pasien untuk tindakan yang akan dilakukan.
E.     Persiapan lingkungan:
  1. Pasang sampiran (scherm) dan jika perlu pintu dan jendela ditutup. 
  2. Atur pencahayaan, penerangan dan ruangan yang kondusif.
F.      Pelaksanaan
  1. Cuci tangan 
  2. Memakai APD (apron, masker dan handscoon) 
  3. Periksa terlebih dahulu posisi selang dengan cara:
    1. Periksa posisi selang pada mulut dengan tong spatel (apakah selang melilit atau tidak) 
    2. Periksa posisi selang pada lambung dengan spuit yang diberi udara 5 cc ke dalam lambung sambil mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi (duk) maka selang berhasil masuk ke epigastrium (lambung).
  4. Periksa cairan lambung yang keluar dengan cara posisikan ujung selang lambung pada bengkok lalu buka klem pada selang. Klem kembali selang (setelah proses pengeluaran cairan selesai), ukur cairan yang keluar kedalam gelas ukur (jika cairan yang keluar >50 cc maka tidak dilakukan pemberian makanan melalui NGT kemudian segera laporkan kedokter tentang pemastian tindakan yang akan dilakukan sedangkan jika jika cairan yang keluar <50 cc maka dapat dilakukan tindakan pemberian nutrisi melalui selang NGT) 
  5. Pasang perlak dengan pengalasnya diatas dada pasien 
  6. Dekatkan peralatan yang dibutuhkan ke pasien 
  7. Pasanglah corong atau spuit pada ujung selang (pegang bagian antara corong dengan selang agar tidak pecah) 
  8. Masukkan makanan cair ke dalam gelas ukur sebanyak 50 cc pada setiap pemberian (pemberian dilakukan dalam makanan 3 tahap) 
  9. Makanan di gelas ukur dimasukkan melalui corong dengan jarak 20 cm (selang ditinggikan) 
  10. Kemudian buka klem secara perlahan-lahan dan tinggikan selang dengan jarak 50 cm (saat cairan makanan mulai mengalir pada selang) 
  11. Cairan selanjunya dituangkan sebelum isi corong kosong 
  12. Kemudian berikan obat yang sudah dilarutkan sebelum makanan dalam corong kosong (pemberian obat dilakukan jika pasien memiliki obat yang harus dikonsumsi) 
  13. Lalu yang terakhir bilas selang dengan air masak (air putih matang) kemudian hentikan pemberian makanan saat posisi cairan makanan masih ada di leher corong dengan cara diklem langsung atau ditekuk terlebih dahulu kemudian diklem 
  14. Rapikan pasien (ambil perlak dengan pengalasnya di atas dada pasien) 
  15. Kemudian ujung selang dililit dengan kassa dan plester, selanjutnya selang digulung dan dipenitikan di atas baju pasien (baju pada posisi dada). 
  16. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula 
  17. Lepas APD (handscoon, apron dan masker) 
  18. Cuci tangan 
G.    Perhatian  
 Cegah masuknya udara ke lambung sebab dapat menyebabkan perut kembung. Pencegahan dilakukan dengan cara corong tidak boleh dibiarkan sampai kosong bila akan menuangkan cairan selanjutnya